BMKG Ingatkan Curah Hujan Ekstrem Papua-Papua Barat 14-17 Januari

JAGAPAPUA.COM - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan kepada pemerintah dan masyarakat Papua-Papua Barat untuk berhati-hati terhadap potensi curah hujan dengan intensitas ekstrem yang akan berlangsung beberapa hari ke depan.

Dalam rapat koordinasi bersama Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan prediksi akan terjadi hujan dengan intensitas ekstrem mulai tanggal 14 hingga 17 Januari mendatang.

“Mulai 14 Januari akan terjadi peningkatan intensitas hujan lagi. Saat ini mungkin mereda, tetapi 14, 15, 16 akan terjadi intensitas ekstrem. Yang mengalami ekstrem ini memang ada di beberapa wilayah lainnya. Namun 14-17 Papua dan Papua Barat juga akan terkena ekstrem lagi,” ujar Dwikorita, Selasa (11/1/2022).

Pada kesempatan lain, Dwikorita telah meminta kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi di tahun 2022. Kondisi yang disebabkan oleh perubahan iklim memiliki dampak negatif dan positif. Diantara dampak positif adalah kecukupan sumber daya air di sektor pertanian dan sektor kehutanan.

Akan tetapi, ia meminta seluruh pihak baik pemerintah dan masyarakat memperhatikan dampak negatifnya untuk selalu waspada dan melakukan mitigasi bencana guna meminimalisir resiko akibat bencana hidrometeorologi.

“Meski curah hujan tahun 2022 diprediksi sedikit lebih rendah dibandingkan tahun 2021 lalu, namun pemerintah dan masyarakat harus tetap mewaspadai potensi terjadinya bencana hidrometeorologi,” terangnya.

Sebagaimana diketahui hujan deras yang berlangsung cukup lama di wilayah Kota Jayapura, Provinsi Papua pada Kamis (6/1/2022) malam hingga Jumat paginya telah menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Banjir melanda pemukiman masyarakat Kota Jayapura yaitu di Distrik Jayapura Selatan, masyarakat di Jayapura Utara, Heram, Abepura, dan Muaratami. Sedangkan sejumlah daerah di Kabupaten Jayapura juga terdampak banjir yaitu di Distrik Sentani Timur, Distrik Sentani, Nimbokrang, dan Ravenirara. Semantara itu, tinggi muka air dilaporkan berada sekitar 150 hingga 200 cm.

Akibatnya, sebanyak 8 orang meninggal dunia dan 7.005 orang mengungsi. Selain itu, sebanyak 4 orang mengalami luka berat dan 5 orang lainnya luka ringan. Terkait kerugian materiil tercatat sebanyak 1.927 rumah warga, 6 fasilitas ibadah, 1 fasilitas kesehatan, 1 pasar, 8 fasilitas pendidikan termasuk kantor Gubernur Papua. (UWR)

Share This Article

Related Articles

Comments (1423)