pasang iklan

Jangan Libas Hutan Kami

PAPUA, JAGAPAPUA.COM – Bermunculannya Perusahan di hamparan tanah Papua kadangkala menyulut duka dan nestapa bagi masyarakat adat, kejadian itu kerap menerjang kelangsungan kehidupan mereka.

Hal itulah yang dialami warga Kampung Selauw, Distrik Muting, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua. Mereka didera kecamuk kegelisahan lantaran merebak kabar PT. Merauke Rayon Jaya (MRJ) akan melakukan pembongkaran hutan.

Setelah kabar tersebut  beredar dikuping masyarakat, sekitar pertengahan bulan November 2019, segerombal orang-orang perusahaan PT. MRJ mulai menginjakan kakinya di kampung. Tanpa berujar kabar terdahulu kepada masyarakat setempat.

Tentu kedatangan tanpa kabar itu menuai setumpuk pertanyaan di benak warga saat itu.

Apalagi ketika memasuki natal pihak perusahan nampak begitu gencar mengerahkan berbagai bantuan, berupa beras, minyak solar dan uang pada warga.

Akhirnya, hal itu mendatangkan kecurigaan terutama datang dari seorang pria bernama Tarsius Kumui Mahuze, ia curiga akan bujuk rayuan yang sering diperlihatkan PT. MRJ.

Menurut paparannya, yang dimuat  pusaka.or.id Gelagat pihak koorporasi itu sudah diketahui warga setempat. “Ini hanyalah tipu muslihat perusahan saja.” Demikian ungkap Tarsius Kumui Mahuze dalam media pusaka tersebut.

Apalagi Tarsius sendiri telah mengetahui  bahwa pihak perusahan sebelumnya telah menaburkan banyak uang dikampung Muting, yang ujungnya nanti hanya ingin mengeruk harta kekayaan alam milik masyarakat Ulayat.

Tak mau harta kekayaannya dikeruk, warga kampung Selouw lalu lantas menodong, salah satu pihak perusahan berinisial AM, untuk segera memberitahu terkait rencana perusahan tersebut.

Tidak berselang lama kemudian, pria berinsial AM membeberkan semuanya, kehadiran perusahan PT. MRJ  di tanah Merauke tak lain untuk mengarap  tanaman industri.

Didalam garapan perencanan perusahan, koorporasi tersebut  akan melakukan pembongkaran hutan seluas 8.000 hektar.

Tentu mendengar hal ini masyarakat sontak dan geger, karena cakupan pembongkaran hutan terbilang  gila.

“Apakah perusahan mau membunuh kami masyarakat, hutan adalah tempat kami gantungkan hidup.” kata Tarsius sambil meminta perusahaan tidak melanjutkan rencananya lagi. (JP/RS)

Share This Article

Related Articles

Comments (0)

Leave a Comment

Liputan Video

Video Lainnya

Daftar

Gallery