pasang iklan

Aksi Damai Penolakan DOB di Nabire Berujung Ricuh

NABIRE, JAGAPAPUA.COM - Demontrasi damai yang digelar solidaritas mahasiswa dan masyarakat Papua di Nabire pada Kamis (31/3/2022) di Kabupaten Nabire, Papua berujung ricuh.

Sebelumnya massa aksi berkumpul di enam titik kumpul sebelum menuju titik aksi di kantor DPRD Kabupaten Nabire yaitu SP II di depan pasar, distrik Nabire Barat, di depan Hotel Jepara II Bumi Wonorejo, di depan Gereja Antonius BMW, di depan Uswim Nabire, KPR dan Karang Tumatits.

Sejumlah massa berhasil dibubarkan oleh pihak TNI/Polri lantaran dinilai telah melanggar pernyataan Kapolres yang di dalamnya meminta aspirasi disampaikan secara keterwakilan atau dengan ketentuan jumlah massa yang bisa diperhitungkan.

Namun sebagian besar massa menyampaikan aspirasi penolakan Daerah Otonom Baru (DOB) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nabire. DPRD diharapkan dapat menindaklanjuti aspirasi ke tingkat provinsi dan kepada pemerintah pusat di Jakarta.

Dalam aksi demonstrasi tersebut, solidaritas mahasiswa dan masyarakat Papua di Nabire membentangkan berbagai spanduk yang bertuliskan ‘Kami Solidaritas Mahasiswa dan Rakyat Papua Menolak DOB di Seluruh Tanah Papua.’ Selain itu, massa juga meminta pembebasan Viktor Yeimo.

Koordinator lapangan (Korlap) Yance Douw dalam orasinya mengatakan, selama ini orang Papua tidak pernah meminta pemekaran provinsi tetapi ‘pemekaran negara’ yaitu negara Papua.

"Kami tidak pernah minta pemekaran kepada pemerintah tetapi kami minta pemekaran negara," kata Douw dengan nada tegas.

Dari pantauan jagapapua.com, pada pukul 11.30 WIT di Karang Tumatits telah terjadi kericuhan antara pihak TNI/Polri dengan massa hingga nampak beberapa kali lemparan batu.

Situasi memanas saat massa yang hendak menyampaikan aspirasinya menuju ke kantor DPRD diajak bernegosiasi dengan TNI-Polri. Aparat meminta aspirasi disampaikan dengan perwakilan. Akan tetapi, massa menolak hingga kericuhan tak terhindarkan. Sejumlah aparat juga nampak melakukan pengejaran terhadap massa.

Sementara itu, di dua titik kumpul lainnya massa aksi membubarkan diri secara tertib.

"Ada dua titik kumpul yaitu titik kumpul SP II dan Siriwi telah membubarkan diri secara baik-baik dan saya sangat mengapresiasi itu," kata Kapolres Nabire AKBP I Ketut Suarnaya, SIK,.SH kepada wartawan di Mapolres Nabire, Kamis (31/3/2022) di Nabire.

Menurut Kapolres, pihaknya melarang massa untuk menyampaikan aspirasi dalam jumlah banyak karena akan mengganggu aktivitas masyarakat terutama pengguna jalan.

"Kami sudah sampaikan bahwa penyampaian aspirasi harus keterwakilan. Ini bukan kami larang tetapi mengingat akan mengganggu aktivitas masyarakat sehingga kami larang long march untuk mengantisipasi kemacetan," katanya.

Kapolres juga membenarkan  bahwa beberapa massa aksi ditahan di Mapolres Nabire dan saat ini sedang menjalani pemeriksaan dan akan dibebaskan.

"Beberapa massa aksi yang lempar-lempar batu tadi kami tangkap tapi nanti kita bebaskan setelah kami rapat bersama pihak DPRD dan koordinator aksi sebagai penanggungjawab," ucapnya.

Menanggapi aksi penolakan DOB, H. Moh Iskandar dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyampaikan, pihaknya akan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa tersebut saat sidang dan pihaknya akan mengajukan ke pemerintah provinsi Papua dan pemerintah pusat di Jakarta.

"Kami sudah terima aspirasi adik-adik dan kami akan tindaklanjuti ke tingkat atas dalam hal ini kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat," kata Iskandar di hadapan massa aksi di lingkungan kantor DPRD Kabupaten Nabire.

Usai mendengarkan tanggapan DPR, massa membubarkan diri secara tertib dan damai. (Christian)

Share This Article

Related Articles

Comments (169)

Leave a Comment

Liputan Video

Video Lainnya

Daftar

Gallery