IDI Merilis 25 Pasien Virus Corona Meninggal Dunia, Berikut Himbauannya
- by Redaksi
- Jan 25, 2020 11:53 pm
- 888 views

JAKARTA,JAGAPAPUA.COM– Ikatan Dokter Indonesia (IDI) merilis 25 orang meninggal dunia akibat Virus Corona. Adapun, Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme yang disebabkan oleh bakteri, virus, parasit, jamur, pajanan bahan kimia atau kerusakan fisik paru.
Pneumonia ini dapat menyerang siapa saja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia. Angka kejadian pneumonia lebih sering terjadi di negara berkembang.
Ketua Umum IDI, dr. Daeng M Faqih, S.H., M.H. menerangkan Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP), dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksi dari pneumonia. Pneumonia yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian yaitu pneumonia komunitas.
Dijelaskan, saat ini sedang terjadi kasus-kasus pneumonia berat yang bermula dari adanya laporan 27 kasus di kota Wuhan, Tiongkok. Penyebabnya adalah coronavirus jenis baru yang dikenal sebagai Novel Coronavirus (2019-nCOV).
asus-kasus ini kemudian meningkat cepat. Hingga tanggal 23 Januari 2020 dilaporkan telah mencapai 830 lebih kasus di seluruh dunia dan 25 orang meninggal dunia.
dr. Daeng M Faqih, S.H., M.H. mengatakan, selain di Wuhan, beberapa Negara melaporkan kasus-kasus serupa dengan di Wuhan yaitu di Thailand, HongKong, Macau, Jepang, Vietnam, Singapura, Korea Selatan dan USA.
Namun, WHO belum merekomendasikan secara spesifik untuk traveler atau restriksi perdagangan dengan Tiongkok. Saat ini WHO masih terus melakukan pengamatan.
Adapun, gejala yang muncul pada pneumonia ini mirip dan organ geumonia pada umumnya, diantaranya demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. Perlu diwaspadai pada orang dengan usia lanjut dan balita. Pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, memiliki risiko lebih tinggi untuk memperberat kondisi.
Masih kata IDI, masa inkubasi pada penyakit ini belum diketahui secara pasti, namun rata-rata gejala timbul setelan 2-14 hari. Metode transmisi belum diketahui dengan pasti pula. Awalnya virus ini diduga bersumber dari hewan.
Namun ternyata telah ditemukan penularan dari manusia ke manusia
Hingga kini, IDI menyebut, belum ada vaksin untuk mencegah kasus tersebut, karena pneumonia pada kasus outbreak saat ini disebabkan oleh coronavirus jenis baru.
Berikut adalah imbuan IDI terkait gejala dan pencegahannya:
Pertama, Masyarakat jangan panik. Kedua, Masyarakat tetap waspada terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas, segera mencari pertolongan ke RS/fasilitas kesehatan terdekat. Ketiga, Melakukan dan meningkatkan gaya hidup sehat.
Peningkatan gaya hidup sehat dengan menjaga kebersihan dengan mencuci tangan rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata, serta setelah memegang instalasi publik.
Adapun, caranya dengan mencuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir setidaknya selama 20 detik. Cuci dengan air dan keringkan dengan handuk atau kertas sekali pakai. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan sanitizer alkohol 70-80%;
Hal lain, hindari mengusap mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan, menutup mulut dan hidung dengan tisu ketika bersin atau batuk, gunakan masker dan segera berobat ke fasilitas pelayanan kesehatan ketika memiliki gejala saluran napas dan istirahat bila sedang sakit.
Selain itu, menjaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayur minimal 3 kali per hari dan makan makanan bergizi.
Untuk itu, PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Ikatan Dokter Indonesia juga memberikan saran-saran antara lain: Hindari kontak dekat dengan orang yang sakit infeksi saluran napas, sering mencuci tangan, khususnya setelah kontak dengan pasien dan lingkungannya, hindari menyentuh hewan atau unggas atau hewan liar (wild animals), dan patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan. Selanjutnya, jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau gejala lain dan beritahu dokter riwayat perjalanan serta gunakan masker untuk mencegah penularan penyakit Corona yang kini sedang marak dibicarakan di tanah air.
Editor : Dese
Share This Article