Mahfud MD Sebut OPM Manfaatkan Momen Presiden Hadiri KTT G20

JAKARTA, JAGAPAPUA.COM - Situasi kamtibmas di Intan Jaya, Papua kembali memanas dalam sepekan terakhir. Baku tembak antara KKB dan TNI-Polri terjadi di ibu kota Sugapa, hingga sejumlah fasilitas di Bandara Sugapa yang hangus terbakar. Akibatnya, ribuan masyarakat setempat terpaksa mengungsi ke gereja-gereja dan pos-pos TNI-Polri. Bahkan sebelumnya, dua anak di Sugapa tertembak dan satu diantaranya meninggal dunia.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menyebut kembali memanasnya situasi di Sugapa tersebut merupakan ulah KKB yang sengaja memanfaatkan momentum kehadiran Presiden Joko Widodo di KTT G20 beberapa hari lalu.

Menurut Mahfud, Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau KKB selalu memanfaatkan momentum untuk mencari perhatian dunia internasional saat Presiden Jokowi bertemu dengan para tokoh maupun pemimpin-pemimpin negara dalam G20.

“Kesan kami, OPM itu selalu mengambil momentum untuk menarik perhatian luar negeri. Saat ini Presiden sedang di luar negeri dan bertemu dengan tokoh-tokoh G20, OPM memanfaatkan momentum itu, “ kata Mahfud kepada media, Senin (1/11) lalu.

Sebaliknya, menurut Mahfud, dunia internasional termasuk lembaga-lembaga internasional yang resmi tidak ada agenda pembahasan mengenai persoalan disintegrasi di wilayah Papua. Ia mengatakan, pembahasan di tingkat internasional meliputi pembahasan isu-isu yang dihadapi bersama seperti permasalahan lingkungan hidup dan agenda-agenda kesejahteraan rakyat.

“Bukan soal disintegrasi,” tandasnya.

Lebih lanjut, Mahfud menyampaikan bahwa pemerintah selalu meminta aparat bertindak terukur dan mengutamakan keselamatan masyarakat sipil. Ia mengatakan, pihaknya juga terus memantau dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait tentang perkembangan situasi di Intan Jaya, termasuk seruan perdamaian dan permintaan gencatan senjata dari para Imam Keuskupan di Timika.    

“Sebenarnya, seperti masyarakat tahu, Polri dan TNI sudah sangat berhati-hati melindungi warga sipil. Tapi seperti anda tahu, OPM itu selalu menyerang dari belakang dan menjadikan warga sipil sebagai tameng dan korban,” katanya.

Sebelumnya, 36 imam Keuskupan Timika menyerukan gencatan senjata antara KKB dan TNI/Polri dan segera mengakhiri konflik panjang di Intan Jaya. Para imam Keuskupan Timika menyampaikan konflik bersenjata di Intan Jaya yang merupakan wilayah Keuskupan Timika telah mengakibatkan banyak korban termasuk anak kecil.

“Mengingat konflik bersenjata di Kabupaten Intan Jaya dan beberapa tempat lain di Papua yang menyebabkan begitu banyak korban, termasuk anak kecil,” bunyi seruan bersama 36 imam projo Keuskupan Timika yang dibacakan oleh Pastor Agustinus S Elmas di Rumah Transit Bobaigo Keuskupan Timika, dilansir dar Antara, Minggu (31/10).

Dalam seruan itu, baik pihak TNI/Polri maupun KKB diminta untuk menghentikan perang dan mengadakan dialog guna mendatangkan kedamaian di seluruh Tanah Papua, khususnya Intan Jaya. (UWR)

Share This Article

Related Articles

Comments (838)

Leave a Comment