pasang iklan

Mangkok Tua Peninggalan Belanda di Idoor Terjaga Baik Hingga Kini

IDOOR, JAGAPAPUA.COM - Sejarah mencatat bahwa dahulu saat pendudukan Indonesia oleh Belanda, aktivitas perdagangan rempah-rempah dari Kampung Idoor oleh bangsa Belanda berada di Distrik Wamesa, Kabupaten Teluk Bintuni, Provinsi Papua Barat.

Selain itu, saat pendudukan Jepang, Kampung Idoor dulunya dijadikan sebagai wilayah ketahanan pangan oleh bangsa Jepang. Hal itu dikarenakan banyak tanaman yang tumbuh di Idoor ini yakni tanaman-tanaman yang berjangka panjang, salah satu diantaranya adalah tanaman pala.

Di wilayah ini juga terdapat beberapa ‘kolam’ bom akibat mortir Sekutu yang pada saat itu menghantam wilayah Idoor. Pada awalnya, Kampung Idoor sempat diduduki oleh bangsa Jepang lalu dikuasai kembali oleh Belanda.

Pada masa peralihan dan masuknya Injil ke Kampung Idoor di tahun 1911, benda-benda antik juga dimiliki masyarakat setempat seperti piring, guci dan mangkok. Benda-benda antik ini oleh masyarakat disimpan rapi dan biasanya dipakai saat acara-acara adat seperti acara pernikahan atau menyajikan makanan adat seperti papeda.

Salah satu yang lainnya dalah sebuah mangkok tua berbentuk bulat dengan lukisan bunga menghiasi pinggiran mangkok serta pada bagian dasar mangkok terdapat label perusahaan pembuat mangkok yakni Made in Netherland.

Sejak tahun 1911, orang tua di Kampung Idoor mendapatkan mangkok tua yang kemudian diwariskan secara turun-temurun dan kini pada generasi berikutnya berada di tangan Mama Yeni Waney. Yani Waney mengatakan, ia menerima mangkok tua ini saat dirinya berusia belasan tahun hingga saat ini usianya menginjak 76 tahun.

“Dulu biasanya kedua orang tua putar papeda di mangkok ini dan mereka biasanya makan bersama dengan daging asar atau ikan. Makanan mereka sederhana, semuanya serba rebus, ikan, sayur dan papeda, itu sudah cukup untuk mereka makan. Kami anak-anak biasa mereka sajikan di loyang terbuat dengan kayu/loyang kayu atau kulit kayu dan kita makan menggunakan tempurung kelapa, sebab dulu belum ada piring yang banyak seperti sekarang” ujarnya kepada jagapapua.com, Senin (17/1/2022).

“Apabila ada mangkok seperti ini, orang tua kami menyimpannya karena sangat berharga dan hanya dipakai kalau ada acara-acara adat atau ada keluarga dekat yang datang dari jauh, mereka baru bisa kasih keluar dari peti kayu penyimpan piring-piring untuk dipakai kepada keluarga yang datang sebagai simbol rasa sayang,” sambungnya.

Mangkok yang kini ada pada Mama Yeni disimpan baik karena merupakan warisan oleh orang tuannya kepada dirinya. Ia juga mengatakan ada beberapa benda antik lain yang oleh orang tuanya dibagikan kepada saudara-saudaranya yang lain. Seperti mangkok adat perjamuan yang memang jarang digunakan dan hanya bisa dikeluarkan pada akhir tahun yakni pada malam pergantian tahun baru.

Menurutnya, orang lain juga dilarang untuk memegang mangkok perjamuan kudus itu. Karena mangkok ini terbungkus rapi dengan kain dan terjaga baik oleh marga ini.

“Karena disana ada koin emas berharga yang terjaga ribuan tahun dari marga kami dan itu adalah amanat,” tutupnya. (MW)

Share This Article

Related Articles

Comments (79)

Leave a Comment

Liputan Video

Video Lainnya

Daftar

Gallery