Smelter Gresik Diprotes Warga Papua, Ini Respons Presdir Freeport

JAGAPAPUA.COM - Pembangunan smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur mendapat protes keras dari warga Papua-Papua Barat. Diantaranya dari Kadin atau Kamar Dagang dan Industri, asosiasi, kelompok intelektual, hingga organisasi pemuda dan adat di Papua, seluruhnya mengharapkan agar smelter Freeport dibangun di Papua.

Menanggapi protes tersebut, Presiden Direktur PTFI Tony Wenas menjelaskan bahwa penentuan lokasi pembangunan smelter juga memperhatikan berbagai aspek penting. Menurutnya, dari berbagai aspek yang dikaji tersebut akhirnya diputuskan JIPE Gresik menjadi lokasi yang tepat untuk membangun smelter.

"Jadi kan sebenarnya pelaksanaan proyek ini memperhatikan banyak sekali aspek, aspek keekonomiannya juga perlu diperhatikan, aspek lokasi ke pasar, kemudian aspek ketersediaan lahan, aspek ketersediaan pelabuhan, aspek ketersediaan listrik, terus aspek dari industri lainnya, ini semuanya kami pertimbangkan," jelasnya, dilansir dari detikcom, Kamis (4/11).

Lebih lanjut, Tony menyampaikan bahwa pembangunan smelter Freeport sudah dikaji sejak 5 tahun yang lalu. Menurutnya, PTFI telah melakukan kajian dan studi komprehensif terkait penentuan lokasi smelter di sejumlah daerah termasuk Papua.

"Ini sudah dari sejak 5 tahun yang lalu lah kami lakukan studi untuk menentukan lokasinya di beberapa tempat, termasuk di Papua juga sudah dikaji dan memang akhirnya dari seluruh aspek itu pilihan yang paling baik adalah di JIPE di Gresik," jelasnya.

Sementara itu, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebelumnya telah menyampaikan bahwa pembangunan smelter PT Freeport Indonesia direncanakan juga akan dibangun di Papua. Bahlil mengaku telah berkomunikasi dengan Presiden Joko Widodo terkait rencana pembangunan smelter tersebut.

"Saya sudah lakukan komunikasi intens dengan Bapak Presiden, setelah saya laporkan apa yang diarahkan teman-teman Papua, tentang keinginan pembangunan smelter di Papua," ujar Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers hari ini, Rabu (27/10).

Selanjutnya, Bahlil menuturkan, rencananya kapasitas produksi tambang di Freeport akan dinaikkan dari saat ini 3 juta menjadi 3,8 hingga 4 juta ton. Produksi 8 ribu sampai 1 juta ton inilah yang bakal dialokasikan ke smelter yang direncanakan dibangun di Papua.

Menurut Bahlil, hal ini diperoleh setelah dirinya menyampaikan laporan ke Presiden Jokowi dan Freeport juga tengah menyusun langkah-langkah komprehensif dengan Kementerian BUMN. Selain itu, rencana pembangunan smelter di Papua juga telah dibicarakan dengan Menteri ESDM, Arifin Tasrif. (UWR)

Share This Article

Related Articles

Comments (2075)