pasang iklan

Grasberg, yang Menggusir Masyarakat Adat Papua

Bertetangga bersama Australia, Papua secara geografis memiliki pertautan historis dengan negeri Kanguru itu. Terbelah daratan pada periode gletser terakhir, dan laut mengisi apa yang sekarang memisahkan mereka, 150 km dari Selat Torres.

Meskipun terberkahi dengan cadangan mineral yang cukup berlimpah ruah, eksploitasi ekonomi dan politik telah membuat daratan New Guinea menjadi rumah bagi banyak orang termiskin di dunia khususnya di Indonesia Papua.
Ketika bergerak menuju kemerdekaan dari Belanda, Indonesia mengintegrasi Papua melalui Pepera, cikal bakal kesepakatan bisnis antara perusahaan pertambangan AS mulai terjalin bersama indonesia.

Kesepakatan itu melahirkan perusahan dalam kepemilikan bersama, akhirnya melalui jalin itupula, PT Freeport Indonesia mulai menjajal gunung bijih yang kerap kita sebut sebagai wilayah Grasberg itu.

Bahkan dari jalinan hubungan kerja sama tersebut, Indonesia diberi imbalan pendapatan dan biaya pajak yang tidak seberapa. Sangat minoritas yakni 9,36 persen kepemilikan saham, sebelum dilakukan akuisisi saham oleh Persiden Indonesia Jokowi Dodo.

Namun lagi-lagi oknum kapitalisme memperburuk wajah permukan bumi, Grasberg jika diamati melalui Google Earth, mempertunjukan ketidakrupawan bumi, bekas luka dibumi itu berpotensi memperpendek usia masyarakat lingkar tambang.

Membentang diatas daratan Pulau New Guinea, empat ribu meter di atas permukaan laut, penambangan terbuka itu dilakukan. Kini kegiatan tersebut sudah melubangi puncak gunung selebar satu kilometer.

Kegiatan melubangi gunung itu tak lain, hanya berkeinginan berburu emas dan tembaga, untuk dikeruk keluar dari kulit bumi senilai lebih dari US $ 40 miliar.

Dilansir dari aljazeera.com, kegiatan pengerukan itu setiap harinya memproduksi 230.000 ton tailing menuju ke sungai Aghawagon dibawah. Besarnya tailing yang dikeluarkan dari perusahan berbendera Amerika itu terkadang berujung kericuhan dengan warga setempat.

Kejadian itu pernah terjadi Pada 21 Februari 2006, hal tesebut dipicu lantaran penduduk setempat melakukan pendulangan emas dari sisa-sisa limbah produksi Freeport di Kali Kabur Wanamon.

Tindakan Pengusiran dilakukan oleh sejumlah aparat kepolisian yang sudah bekerjasama dengan pihak keamanan Freeport. Pengusiran inipun berakhir dengan penembakan dan konflik antara pihak keamanan dan warga sekitaran tambang.

Tak berselang lama, akibat dari kejadian tersebut, penduduk setempat kemudian menduduki dan menutup jalan utama menuju Freeport di Ridge Camp, Mile 72-74. Apalagi jalan tersebut merupakan akses satu-satunya ke tambang Garsberg.

Selepas beberapa hari kemudian, sejumlah masyarakat yang tergabung dengan mahasiswa menggelar aksi demo, mereka menyeruak berulang-ulang di jalan, tak lain hanya menuntut, agar PT Freeport ditutup, lantaran dianggap sudah melakukan tindakan semena-mena pada warga setempat.

Tak puas dengan melobangi puncak gunung dan memperkeruh air sungai dengan limbah tailing, bersama sederet keuntungannya, perusahaan tersebut juga semena-mena melakukan pengusiran terhadap warga sekitar, yang konan kabarnya hidup mereka berada di garis kemiskinan paling akut. (JP/RS)

Share This Article

Related Articles

Comments (1)

  • rOEICPW

    viagra for.women Phosphorylation of ER on S305 was shown to activate the receptor in the absence of estradiol Wang et al

Leave a Comment

Liputan Video

Video Lainnya

Daftar

Gallery