Wafat di Usia 77 Tahun, Ini Perhatian Gus Solah pada Papua

JAKARTA, JAGAPAPUA.COM – Indonesia kehilangan salah seorang tokoh agama, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah). Adik kandung presiden RI ke-4 Abdurahman Wahid meninggal dunia pada umur 77 tahun, setelah sebelumnya menjalani perawatan di Rumah sakit Jantung di Jakarta Barat, Minggu (2/2/2020) malam.

Jenazah pegiat Hak Asasi Manusia (HAM), politisi, tokoh nasional, tokoh agama dan mantan calon presiden RI itu, diberangkatkan ke Jombang, kampung halamannya untuk dikebumikan, Senin (3/2/2020) hari ini.

Tokoh pegiat Hak Asasi Manusia (HAM), politisi, dan lembaga keagamaan ini banyak menaruh harapan pada pemerintah terhadap nasib masyarakat di Tanah Papua. Almarhum pernah berpesan bahkan mendesak pemerintah pusat untuk segera menyelesaikan barbagai masalah yang dialami masyarakat Papua.

Adik kandung presiden RI ke-4, KH.Abdurahman Wahid (Gus Solah) yang juga tokoh NU ini menaruh perhatian besar terhadap Papua.

Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Desa Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang, Jawa Timur itu, tak henti-hentinya ikut menyuarakan nasib masyarakat Papua dan Papua Barat. Ia tak tak tanggung-tanggung meminta pemerintah “memenuhi kebutuhan” hidup warga Papua-Papua Barat.

Hal tersebut disampaikan, merespon peristiwa tuduhan rasisme oleh pihak penegak hukum terhadap para mahasiswa di Jawa Timur pertengahan Agustus 2019 kemarin.

“Kita serukan semua meredam (keributan) masalah Papua,” kata Gus Solah kepada awak media di kediamannya di Pondok Pesantren Tebuireng, Jawa Timur, Agustus silam.

Di mata Gus Solah, persoalan Papua bukan sekedar peristiwa yang terjadi di Jawa Timur saja (asrama di jalan Kalasan, Surabaya), melainkan lebih dari itu adalah adanya ketidakadilan yang dialami masyarakat Papua, sebagai bagian dari Indonesia.

“Permasalan Papua sebenarnya bukan sekadar peristiwa yang terjadi di Jawa Timur saja (asrama di jalan Kalasan, Surabaya), melainkan lebih dari itu adalah adanya ketidakadilan yang mereka rasakan sebagai sesama warga negara Indonesia” kata Gus Solah dalam sebuah kunjungan di  Sekolah Islam Terpadu Insan Mandiri, Cibubur, Jakarta Timur, Agustus 2019 lalu.

Menurutnya, Papua adalah tanah yang kaya akan sumber daya alam, tetapi masyarakatnya hidup dalam kemiskinan, sementara hasilnya banyak dinikmati  orang di luar Papua.

“Jadi, sebenarnya ini yang membuat mereka (masyarakat) Papua marah,” ujarnya, prihatin.

Karena itu, Gus Solah meminta agar pemerintah harus serius memperhatikan nasib rakyat Papua, mulai dari pendidikan, layanan kesehatan, kesejahteraan dan lainnya. Tidak juga hanya pembangunan infrastruktur, tapi juga masalah kesejahteraan, kesehatan, dan pendidikan.

Gus Solah yang juga pernah menjabat Wakil Ketua Komnas HAM tahun 2002-2007 ini, mengajak semua pihak bisa mencontoh sikap yang diambil oleh Gubenur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam menangani kasus Papua.

Khofifah secara terbuka di depan umum meminta maaf atas ketidaknyamanan mahasiswa Papua yang ada di Malang dan Surabaya. Bahkan Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat ini langsung menelepon secara pribadi pejabat teras Provinsi Papua untuk meminta maaf.

Sementara itu Joko Widodo, meminta masyarakat Papua menahan diri dan memilih memaafkan sebagai saudara dekat. Ia menyebutkan emosi boleh, tapi memaafkan lebih diutamakan dalam kehidupan.

Gus Solah mengakui selama ini sering menyuarakan pernyataan yang mendukung dan membela rakyat Papua. Ia berpendapat bahwa tanah Papua harus tetap berada dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Menurutnya, salah satu hal terpenting yang harus dilakukan untuk meredam situasi saat ini adalah bagaimana menjaga perasaan masyarakat Papua agar tidak tersinggung lagi. Ini butuh keseriusan dan komitmen kuat dari masyarakat dan pemerintah.

Gus Solah pun membandingkan  Aceh yang memiliki masalah hampir sama dengan Papua. Namun, lewat perjanjian damai yang dicetuskan Jusuf Kalla di Helsinki, Finlandia, 15 Agustus 2005, maka tersebut pun mampu diredam. (JP/Desse)

Share This Article

Related Articles

Comments (1163)