Blok Wabu Akan Digarap Antam, Filep Wamafma: Ingat Ada Hak OAP

JAGAPAPUA.COM -  Desember 2020, media nasional memberitakan bahwa saham ANTAM (PT Aneka Tambang Tbk) melesat 7.5%, setelah diborong Kaesang, Putra Presiden Jokowi. Sebagai pengusaha bisnis food and beverages, Kaesang memang terlihat sangat sukses. Brand Sang Pisang, Yang Ayam, Ternakopi, Siap Mas, Let’s Toast ana Enogma Camp, memang sangat naik daun.

Namun bila mendengar nama ANTAM, siap-siap Blok Wabu, yang merupakan wilayah tambang emas di Papua, akan digarap. Menteri BUMN Erick Tohir pernah menyampaikan hal ini pada September 2020 silam. Mana mungkin tidak, harapannya Blok Wabu-lah yang akan mendongkrak portofolio emas ANTAM lebih besar lagi.

Tapi, adakah Orang Asli Papua yang bergelut dalam kubangan emas situ? Silahkan cek sendiri. Para oligarkilah yang menikmati pembagian “kue” manis tersebut.

Sebagaimana diketahui, Blok Wabu yang luasnya 10.700 ha dengan potensi 4.3 T biji emas, dan bernilai kira-kira Rp. 211.4 Triliun (kurs Rp. 15.000), telah dikembalikan oleh PT Freeport Indonesia kepada Pemerintah. Dari sanalah Pemerintah mencari investor untuk menggarap blok ini.

Bisnis yang bergelimang kekayaan tersebut, sibuk diperebutkan. Ia terus mengalir di atas penderitaan Orang Papua. Perebutan saham dipertontonkan para oligarki secara terang-terangan. Sembari lupa, ada konflik berkepanjangan yang belum tuntas hingga hari ini. Kita berharap ada keseimbangan yang kongkrit dalam investasi di Papua, itulah keadilan. Terutama, terkait kebijakan penanaman modal. Tidak ada keadilan selama kekayaan menumpuk pada kelompok tertentu.

Diatas semua itu, jauh lebih penting penghormatan dan perlindungan terhadap hak- hak masyarakat adat serta pembangunan yang merata di tanah Papua, agar keterbelakangan, kemiskinan dan marginalisasi Orang asli papua dapat teratasi dan masyarakat papua sejahtera adil dan Makmur. Ingatlah, ada hak OAP yang melekat pada setiap bijih emas tersebut.


Bukan rahasia lagi, oligarki bisnis di tanah Papua memang terjadi dari setiap generasi Pemerintahan, dari rezim ke rezim. Hal itu menunjukkan lemahnya perhatian negara pada persoalan mendasar Orang Papua. Hal inilah yang menyebabkan ketidakpercayaan Orang Papua kepada Pemerintah semakin meningkat. Alih-alih membangkitkan kepercayaan dan optimisme investasi tambang di Papua, justru membangkitkan aroma kesedihan bagi Orang Papua yang tidak mendapatkan surga di tanahnya sendiri. [Filep Wamafma, anggota DPD RI dapil Papua Barat]

Share This Article

Related Articles

Comments (3572)