pasang iklan

Refleksi Kemajuan Pendidikan di 50 Tahun Usia Emas STIH Manokwari

MANOKWARI, JAGAPAPUA.COM - Proficiat! Luar biasa! Itulah ucapan pertama yang saya sampaikan di hari bahagia dan bersejarah STIH Manokwari, yaitu Ulang Tahun Emas genap 50 tahun. Untuk ukuran lembaga pendidikan di Papua, usia 50 tahun adalah sebuah anomali, karena tidak semua perguruan tinggi mampu mencapainya. Untuk itulah sekali lagi saya sampaikan, proficiat, selamat kepada kita semua, civitas akademika STIH Manokwari, yang sudah berjalan dengan kekuatan tekad dan daya juang sampai pada titik ini.

Tentu saja pujian dan syukur bagi Tuhan, Sang Pemberi Hidup dan Kehidupan, patut kita panjatkan hari demi hari, waktu demi waktu. Dialah yang membawa kita sampai pada angka 50 ini.

Sejarah adalah kisah abadi yang ditulis dalam keringat dan air mata. 1975, tahun di mana Fakultas Hukum Extension Manokwari memulai perjalanannya di bawah Ny. Ijam Jamningsih Jasir, seorang ibu yang tangguh dan hebat. Untuk jasa-jasanya yang luar biasa itu, saya bersama seluruh civitas akademika STIH Manokwari mengucapkan jutaan terima kasih. Saya percaya, dari surga dia melihat kita dengan senyuman.

Dalam bahagia 50 tahun ini, kita juga mengenang mahasiswa-mahasiswa perdana, yang juga ikut membantu penyelenggaraan administrasi pendidikan STIH Manokwari, yaitu Petrus Lefaan, Ismet Inuni Mau, Kasudi, John Yawan, Sainuddin Sawiyah, Decky Kawab, Usman Solihin, Jerry Wosiri, dan Rampo Lembe Afiludhin.

Diantara mereka ini, almarhum John Yawan dan Decky Kawab menjadi Ketua STIH Manokwari. Oleh karena itu, terima kasih tak terhingga juga kepada para Ketua STIH Manokwari lainnya yang telah memajukan lembaga ini, yaitu Moh. Hatta dan Moh.Im Kaembo. Kita bisa merasakan megahnya STIH Manokwari karena para pionir yang hebat ini.

Dan kini di Ulang Tahun Emas ini, kita telah membuat sebuah lompatan besar, visi besar dengan wajah baru STIH Manokwari yang melandaskan diri pada adagium “ubi Societas ibi ius”, di mana ada masyarakat di sana ada hukum, “ubi societas ibi justitia”, di mana ada masyarakat, di sana ada keadilan. Jejak kaki yang telah terukir sejak 50 tahun yang lalu, sekarang semakin saya tampakkan ke dunia, bahwa STIH Manokwari mampu berada sejajar bahkan melampaui perguruan tinggi lain di Tanah Papua. Inilah refleksi kebangkitan kita.

Di bidang pendidikan dan pengajaran, kurikulum kita telah mampu mengakomodasi kearifan lokal dengan tenaga-tenaga pengajar yang energik dan profesional. Bahkan mahasiswa dikirim ke luar negeri untuk menimba ilmu di sana. Ketersediaan beasiswa pun menjadi tanda bahwa STIH Manokwari hadir untuk semua. Terbukti bahwa setiap tahun jumlah mahasiswa yang mendaftar dan diterima di STIH Manokwari selalu melampaui target, suatu hal yang sangat susah direalisasikan dalam kepemimpinan sebelumnya.

Di bidang penelitian, telah dihasilkan berbagai macam buku dan kajian terkait hukum adat, sesuatu yang menjadi ciri khas STIH Manokwari. Buku-buku ini bahkan telah sampai di perpustakaan seluruh Indonesia dan beberapa perguruan tinggi di dunia. Di bidang pengabdian, sumbangsih civitas akademika STIH Manokwari terhadap pemerintah daerah dan masyarakat Papua Barat, tidak dapat terhitung lagi. Maka marilah kita dengan bangga merayakan 50 tahun ini!

Dalam kemegahan usia yang sangat matang ini, saya mempersembahkan kehadiran Program Studi Magister Hukum STIH Manokwari. Kehadiran Prodi ini telah menjawab kerinduan insan-insan pemerhati hukum di Papua, sekaligus menjadi tanda bahwa STIH Manokwari sekarang bukan biasa-biasa saja, melainkan sudah luar biasa! Sekarang, tatapan kita terarah lebih jauh lagi. Langkah kita harus lebih kuat, seirama, dan tegas. STIH Manokwari menjadi pengawal utama pembangunan di Papua, menjadi sahabat sekaligus kritikus bagi pemerintah, menjadi inisiator sekaligus evaluator kebijakan hukum, serta menjadi perintis bagi kebangkitan kembali hukum-hukum adat Papua yang hampir tenggelam dalam arus perubahan zaman. Kelak anak cucu kita akan bercerita bahwa STIH Manokwari telah meletakkan cerita klasik masyarakat adat Papua dalam hati dan jiwa masyarakat Papua.

Akhirnya, seperti peribahasa Biak ini, “imnis asar ebe rares ro fuwar ma ebe rares ro snawe” (seperti pohon beringin yang berakar di batang pohon dan di cabangnya), yang bermakna “setiap orang yang mendasari hidupnya dengan kebijaksanaan dan pengetahuan juga akan diwariskan kepada anak cucu”, STIH Manokwari akan mewariskan ilmu pengetahuan yang bernilai abadi.

Selamat Hari Ulang Tahun ke-50 STIH Manokwari. Ingatlah selalu, “wamya iso ido airam epeke ma emase nasapi kame”, jika angin bertiup, maka daun muda maupun yang tua akan berjatuhan. Usia setiap orang berada dalam tangan Tuhan. Marilah kita serahkan harapan-harapan baik tentang STIH Manokwari ke dalam penyelenggaraan Tuhan.

Opini ini ditulis oleh Ketua STIH Manokwari, Dr. Filep Wamafma, SH., MHum.



Share This Article

Related Articles

Comments (0)

Leave a Comment

Liputan Video

Video Lainnya

Daftar

Gallery